Kamis, 24 Januari 2013

2011 Menjadi 'Tahun Terburuk' Bagi Kehidupan Gajah

Tahun 2011 ini menjadi tahun paling buruk bagi kehidupan dan kenyamanan populasi gajah di dunian. Ada sekitar 2.500 ekor gajah mati untuk diambil gadingnya.


Organisasi kejahatan, biasanya merupakan sindikan Asia menyumbang besar dalam perdagangan ilegal ini, seperti dilaporkan oleh lembaga yang mengawasi lalu lintas perdagangan negara-negara.

Para ahli percaya bahwa tahun ini merupakan tahun terburuk bagi kelangsungan hidup hewan sejak gading gajah di larang perdagangannya di tahun 1989.

Di banyak kasus gading gajah diselundupkan dari Afrika menuju Asia dimana negara yang tingkat kesejahteraannya sedang meningkat memiliki hasrat akan hiasan yang terbuat dari gading gajah dan cula badak yang biasanya juga dipergunakan dalam pengobatan tradisional.

Pengamat perdagangan gajah dan badak, Tom Miliken mengatakan bahwa sebagian besar pelaku perdagangan gading gajah gagal di berikan hukuman dan mengkhawatirkan keadaan dimana para pelaku kejahatan menang. Peningkatan perdagangan gading gajah, gajah dan badak yang dibunuh di lakukan oleh sindikat Asia yang saat ini telah melakukan kerjasama erat dengan masyarakat Afrika.

Tidak jelas berapa banyak jumlah hewan yang telah dibunuh di Afrika namun pihak berwenang telah mendapat peringatan dari jumlah awalnya. Terjadi sebuah rekor dimana ada 13 penangkapan yang berhasil dilakukan tahun ini, dengan perkiraan barang bukti seberat 23.676 Kg. Angka ini sangat meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 dimana hanya ada 6 kali penangkapan dengan perkiraan berat gading dibawah 10.000 Kg.

Hal yang paling mengkhawatirkan adalah semua penangkapan ini tidak termasuk dengan penyulundupan yang dilakukan dengan melewati perbatasan secara sembunyi-sembunyi.

Pada 21 Desember lalu, pihak berwenang Malaysia berhasil menahan ratusan gading gajah dari Afrika senilai Rp 11,8 Miliar, yang diselundupkan menggunakan kapal menuju Kamboja. Gading-gading tersebut disembunyikan dalam kontainer yang berisi hasil kerajinan tangan dari Pelabuhan Mombasa Kenya. Dari sebagian besar penangkapan yang telah dilakukan,  dikirimkan dari Pelabuhan Kenya atau Tanzania, seperti dilaporkan oleh Washington dilihat dari jalur lalu lintasnya.

Pemerhati perdagangan hewan liar mengatakan ada sekitar 50 gajah dibunuh setiap bulannya untuk diambil gadingnya oleh Tanzania's Selous Game Reserve. Para Mafia menggunakan transportasi laut karena lebih mudah daripada menggunakan jalur udara mengingat ukuran barang-barang tersebut, memalsukan dokumen-dokumen tersebut membutuhkan pejabat yang dapat disogok.

Dari data-data selama 23 tahun ini yang berisikan mengenai penyitaan gading gajah, tahun ini adalah tahun terbesar yang memiliki jumlah penyitaan paling besar. "Tahun 2011 benar-benar menjadi tahun yang paling buruk bagi gajah." tambah Miliken.

Bukan hanya Gajah, badak pun juga menderita di tahun ini dengan adanya 443 jumlah pembunuhan badak di Afrika Selatan, dibandingkan dengan tahun lalu yang berjumlah 333 berdasarkan National Geographic News Watch sperti dilansir dari Dailymail (29/12).

Setelah adanya pelarangan perdagangan gading gajah di tahun 1989 dan banyaknay usaha yang dilakukan dunia internasional untuk melindungi gajah di Afrika timur dan selatan berkembang, ancaman terbaru datangd ari Asia. Sebuah laporan menyebutkan bahwa Taman Nasional Amboseli yang berada di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro, menghadapi bahaya. Sebelumnya selama 30 tahun tidak pernah ada perburuan hingga perusahaan China memenangkan tender pembangunan jalan raya dekat dengan tama tersebut 2 tahun lalu. Setelah itu Taman Nasional Amboseli setidaknya kehilangan 4 gading-gajah terbesarnya. 
 
 
 
Sumber : http://www.memobee.com/index.php?do=c.news&idn=5300 

Tidak ada komentar: