Senin, 28 Januari 2013

Dongeng ala Hollywood Bradford City


Tampak muskil, tapi apapun bisa terjadi di sebuah film.
Nah, bila ada produser film yang tengah mencari inspirasi film, mungkin perjalanan klub divisi empat liga Inggris, Bradford City, ke final Piala Liga bisa menjadi bahan cerita.

Tak ada yang menyangka dan membayangkan klub ini bisa menyingkirkan Wigan, Aston Villa, dan bahkan Arsenal di kompetisi ini.
Tidak berlebihan bila Bradford City sekarang dijulukiKliksang pembunuh raksasa.
Acungan jempol layak diarahkan ke Bradford City karena klub ini dua kali bangkrut dan nilai seluruh pemain yang turun di laga semifinal melawan Aston Villa pekan ini tak sampai £7.500 atau sekitar Rp114 juta saja.
Bandingkan dengan nilai seorang Fernando Torres, yang dibeli £50 juta (Rp758 miliar) oleh Chelsea dari Liverpool.
Matt Duke, kiper Bradford, sempat terkatung-katung setelah dilepas oleh beberapa klub.

Kisah unik pemain

Selain menganggur selama beberapa waktu, ia juga pernah terkena kanker.
James Hanson, yang menempati posisi penyerang, pernah menjadi pegawai pasar swalayan sambil menunggu tawaran kontrak klub bola.
Gajinya hanya £250 per pekan ketika mengawali karier sepak bola. Mau dibandingkan dengan Ashley Cole? Bek ini digaji £90.000 per pekan ketika diambil Chelsea dari Arsenal.
Salah satu jari kakinya patah saat melawan Villa.

Gary Jones, sang kapten, yang bermain habis-habisan di dua laga melawan Villa, sudah menginjak 35 tahun.
Ketika pemain-pemain seusianya sudah mulai memikirkan masa pensiun, Jones memperbaharui kontrak dan akan memimpin Bradford City di Stadion Wembley melawan Swansea.
Bagaimana dengan Phil Parkinson, arsitek Bradford City?
Gajinya dilaporkan hanya £1.000 per pekan. Di posisi yang sama Roberto Mancini digaji Manchester City £5,5 juta per tahun.

Para pemain Bradford City, baik sebagai individu maupun secara kolektif, adalah antitesis para pemain di Liga Primer, kata para analis bola di Inggris.
Kerja keras, determinasi, dan kebersamaan membuat mimpi berlaga di final Piala Liga menjadi kenyataan.
Perjalanan Bradford City seperti dongeng, dongeng yang layak diangkat menjadi film.



(BBC | YhWp)

Tidak ada komentar: