Kamis, 24 Januari 2013

Prihatin Dengan Orang Utan, 2 Remaja AS Kampanyekan Anti Penggunaan Minyak Sawit



Pembantaian Orang Utan yang terjadi di wilayah Kalimantan rupanya mendapatkan respon dari dunia luar. Hal ini dibuktikan dengan mulai maraknya kampanye pengurangan penggunaan minyak sawit Asia Tenggara, yang sebagian berasal dari Indonesia, karena terkait denan perusakan hutan. 

Yang menarik kampanye ini dilakukan oleh kaum remaja yang tergabung dalam kelompok Girl Scout (Organisasi pemuda untuk perempuan di AS dan perempuan AS yang tinggal di luar negeri). Sebagai imbasnya, dua orang remaja yang terlibat dalam kampanye tersebut mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Hutan Internasional (International Forest Heroes) dari PBB.


Mereka adalah Rhiannon Tomtishen dan Madison Vorva yang sama-sama berusia 16 tahun. Kedua gadis yang berasal dari Michigan ini diberikan penghargaan atas usahanya mengkampanyekan pelarangan penggunaan minyak sawit hasil produksi Asia Tenggara. Selain mereka, ada juga empat orang lainnya yang berasal dari negara berbeda yang mendapatkan penghargaan sama, yaitu Paul Nsehga Mzeka (Kamerun), Shigeatsu Hatakeyama (Jepang), Anatoly Lebedev (Rusia) dan Paulo Adario (Brazil).

Sebelumnya mereka bersaing bersama dengan 15 finalis lainnya dari 14 negara yang dinominasikan untuk melanjutkan usaha konservasi hutan di level akar rumput.

Menurut kabar yang dilansir Jakarta Globe, Kamis (10/02/2012), ketertarikan keduanya untuk mengkampanyekan pelarangan pengunaan minyak sawit tumbuh sejak usia 11 tahun. Hal itu dilandasi dengan keprihatinan mereka terhadap nasib Orang Utan yang terancam punah akibat penggusuran hutan hujan tropis yang dialih fungsikan menjadi kebun sawit, dimana sebagian dari hutan itu berada di Indonesia dan Malaysia.

Tahun lalu, keduanya bersama Girls Scout dan perusahaan Kellogs, telah mengembangkan sebuah rencana untuk mengubah penggunaan minyak sawit secara berkelanjutan hingga tahun 2015.

"Kami merasa bangga bisa meraih penghargaan ini dan kami tidak menyangka pekerjaan kami diakui di tingkat dunia," ujar Vorva. 
Sumber : http://www.memobee.com/index.php?do=c.news&idn=5753

Tidak ada komentar: