Kamis, 24 Januari 2013

Jepang Menggunakan Dana Tsunami untuk Biaya Perburuan Ikan Paus

Jepang telah menggunakan dana yang sedianya merupakan anggaran untuk perbaikan pasca Tsunami untuk memberikan subsidi bagi program tahunan perburuan ikan paus kontroverisalnya.

Greepeace mengatakan bahwa dana yang berjumlah sekitar Rp 272 Juta telah digunakan untuk membiayai jaminan keamanan bagi kapal-kapal yang digunakan untuk aktifitas perburuan ikan paus.

Seperti di lansir dari BBC (07/12), sumber resmi Jepang mengatakan bahwa mereka mengajukan dana tambahan tersebut untuk dapat membantu masyarakat pesisir yang terlibat dalam perburuan ikan paus tersebut.

Armada kapal yang di gunakan untuk berburu ikan paus tersebut di laporkan akan menuju perairan Antartika minggu ini, walaupun pihak Tokyo belum memberikan konfirmasi mengenai laporna ini.

Sebenarnya sudah ada pelarangan perburuan ikan paus untuk kepentingan komersil sejak 25 tahun lalu, namun Jepang menangkap sekitar 1.000 ikan paus tiap tahunnya dengan alasan untuk di pergunakan dalam program penelitian ilmiah.

Kritikus mengatakan bahwa alasan tersebut adalah kedok untuk menutupi operasi komersial mereka dan menuduh Jepang memburu hewan hingga mereka berada di jurang kepunahan hanya untuk tujuan sebagai bahan makanan.

Setiap tahunnya aktifis anti perburuan Ikan paus menyerang armada kapal tersebut dan tahun lalu berhasil memaksa pihak Jepang untuk menghentikan program penangkapan mereka sebelum selesai di lakukan.

Awal tahun ini, Perwakilan Nelayan Jepang mengajukan dana tambahan kepada pemerintah yang diambil dari anggaran darurat untuk program masyarakat memulihkan diri dari kehancuran yang diakibatkan oleh gempa bumi dan tsunami. Perwakilan tersebut mengatakan bahwa beberapa kota dan perkampungan bergantung pada perburuan ikan paus untuk bertahan hidup.

Aktifis mengatakan bahwa pengajuan dana tersebut telah di setujua dan telah di pergunakan untuk pembiayaan keamanan dan menutupi hutan-hutang.

Junichi Sato, dari Greenpeace Jepang, mengatakan kepada ABC Australia bahwa tidak ada hubungan antara program perburuan ikan paus dengan pemulihan diri pasca Tsunami. "Ini sederhana hanya untuk menutupi hutang yang di gunakan untuk program perburuan ikan paus, karena program perburuan itu sendiri menderita masalah keuangan yang besar" ujarnya.

Pemerintah Australia dan Selandia Baru telah mengkritisi keputusan pemerintah Jepang untuk terus melakukan perburuan terhadap Ikan Paus. Keduanya mempertimbangkan untuk mengirimkan kapal-kapal untuk mengawasi perburuan tersebut.

Sementara itu aktifis dari kelompok militan Sea Shepherd telah berjanji bahwa mereka akan terus melanjutkan kampanye menentang aktifitas perburuan Ikan Paus. 
 
 
 
Sumber : http://www.memobee.com/index.php?do=c.news&idn=5028 

Tidak ada komentar: