Selasa, 22 Januari 2013

Bullying~Penyesalan Mendalam


 

Bullying. Satu kata itu pasti anda pernah mendengarnya atau mungkin pernah mengalaminya. Jika diartikan, bully berarti tindakan mengancam atau mengintimidasi seseorang baik itu lewat kata-kata, bahkan hingga kekerasan secara fisik. Mengucilkan seseorang juga termasuk salah satu bentuk bulying. Sangat mudah melihat ciri-ciri korban bully pada anak usia awal sekolah dasar. Karena pada masa ini adalah masa awal dimana seorang anak akan memasuki babak baru dalam hidupnya, dan terjun ke masyarakat yang lebih kompleks. 
 


Adalah satu gejala yang paling mudah dilihat apabila seorang anak menjadi korban bullying adalah dari tingkah lakunya yang berbeda. Mungkin ia jadi sedikit pendiam, atau malah ia menjadi sangat emosional. Pola makan dan pola tidurnya berubah dan ia kehilangan semangat untuk beraktivitas. Semua itu menunjukkan adanya stress yang ada di pikirannya. Stress tersebut bisa jadi merupakan akumulasi dari rasa tidak aman, rasa takut, rasa tertekan, dan keinginan untuk melawan yang tertahan. Efek seperti itu yang dikhawatirkn akan membawa sikap antisosial bagi si anak saat ia tumbuh dewasa.

Untuk mengatasinya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, misalnya anda bisa menanamkan kepercayaan diri bagi anak anda. Biasakan melatih kepercayaan diri anak dengan cara sderhana, seperti meminta anak anda menceritakan aktivitasnya di sekolah hari ini. Hal ini akan menumbuhkan jiwa yang percaya diri bagi anak anda, dan juga membuat anak anda lebih vokal dalam mengutarakan pendapat.


Tanamkan juga pengetahuan untuk mempertahankan diri. Ajarkan anak anda kemana harus melapor jika ia mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Ajari juga anak anda untuk bisa melawan, bukan berarti anak anda harus menjadi anak yang nakal. Berenang atau latihan bela diri dapat menumbuhkan sikap yang berani dan mampu mempertahankan diri.

Bullying juga bisa terjadi di lingkungan kerja

Kasus bullying memang kerap kali terjadi. Dan tindakan itu juga meninggalkan efek yang berarti bagi pelaku maupun korbannya. Seorang yang berhasil saya hubungi misalnya, ia adalah pelaku bullying semasa sekolah dulu. Ia mengatakan saat itu rasanya membully seseorang hanyalah untuk bercanda. Namun ketika dampaknya begitu serius, timbul rasa menyesal yang hingga hari ini tak bisa ia lupakan. Saat bertemu korban bully-nya di reuni sekolah, ia serasa tak punya muka untuk menghadapi temannya itu.

Lain halnya dengan Sigit, mahasiswa jurusan Bahasa Inggris di sebuah universitas di Jakarta yang saya hubungi via telpon ini mengaku tindakan bullying yang pernah dialaminya meninggalkan efek yang positif. Semasa sekolah, ia lebih sering bermain dengan teman perempuannya, sehingga teman-teman laki-lakinya menyebut Sigit kurang jantan. Hal tersebut justru menjadi pacuan bagi Sigit untuk bisa lebih berprestasi di bidang akademis. Sigit menunjukkan bahwa ia mampu berprestasi lebih dari mereka yang membully dirinya.

Sumber : http://uniqpost.com/38189/bullying-dari-pembunuhan-karakter-hingga-penyesalan-mendalam/

Tidak ada komentar: