Baru-baru
ini Indonesia didaulat menjadi jawara peringkat pertama dengan pria
perokok terbesar di dunia, dimana dua dari tiga kaum lelaki diklaim
menjadi perokok aktif.
Dari hasil sebuah survei yang dirilis
pada hari Selasa (11/09/2012) kemarin, menemukan bahwa 67 persen dari
seluruh pria di Indonesia yang berusia di atas 15 tahun telah menjadi
pecandu rokok. Dengan fakta tersebut, negara kepulauan ini berdiri kokoh
di peringkat pertama sebagai negara dengan pria perokok terbanyak,
mengalahkan Rusia yang menduduki peringkat dua yang memiliki prosentase
sekitar 35 persen.
Dikutip dari surat kabar NY Daily News,
survei tersebut dilakukan tahun lalu dan melibatkan lebih dari 8.000
responden. Survei itu sendiri merupakan bagian dari survei global yang
didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) US Centers for Disease
Control dan Prevention di 15 negara yang diketahui memiliki tingkat
perokok paling berat (seperti Bangladesh, Brazil, China, Mesir, India,
Mexico, Filipina, Poland, Russia, Thailand, Turki, Ukraina, Uruguay dan
Vietnam.
Yang paling miris, dalam studi ini juga ditemukan
tingginya imbas rokok terhadap non-perokok. Setidaknya ada sekitar 80
persen penduduk di Indonesia terpapar asap rokok, baik itu di tempat
kerja, rumah, atau tempat umum lainnya. Dengan kata lain, tingkat
perokok pasif di negeri kita ini merupakan yang tertinggi.
Perokok pria di Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia.
Tingginya promosi iklan rokok
menjadi salah satu penyebab semakin meningkatnya jumlah perokok pria.
Pemasangan papan iklan billboard serta iklan TV yang masih sangat
longgar dan bebas semakin memicu jumlah perokok di kalangan muda.
Selain
itu aktifnya para produsen rokok menjadi sponsor di berbagai kegiatan
dengan embel-embel Corporate Social Responsibility (CSR) juga menjadi
faktor lain semakin menancapnya pengaruh mereka terhadap generasi muda.
Belum lagi kegiatan sponsorship di bidang olahraga dan konser musik.
Padahal hal ini telah lama di larang di banyak negara.
"Kita
telah gagal melindungi masyarakat kita," ujar menteri kesehatan Nafsiah
Mboi. "Kita telah dikalahkan oleh industri tembakau."
Dalam
artikel penutupnya, surat kabar NY Daily News menuliskan kuatnya
pengaruh industri rokok di pemerintahan menyebabkan banyak pengajuan
peraturan pembatasan rokok mentah di pemerintah, termasuk salah satunya
usaha pengaturan untuk membatasi iklan rokok di TV.
(as/nydailynews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar